Giethoorn

Ditulis oleh Kika Simonsen

Jika mengidamkan lokasi liburan yang penuh ketenangan, asri dan bersahaja di Belanda, Desa Giethoorn bisa menjadi alternatif pilihan. Giethoorn dihuni sekitar kurang lebih 2.620 penduduk. Banyak yang menjuluki Giethoorn sebagai “Venice of Netherlands”, yang membuatnya menjadi desa wisata yang cukup happening di dunia travelling. Orang Belanda sendiri menyebut Giethoorn sebagai “Venetië van Het Noorden” alias “Venice of the North”, karena letaknya yang berada di wilayah utara Belanda. Saat berada di Giethoorn, seolah-olah kita sedang berkunjung ke sebuah desa di negeri dongeng.

20171001133739_IMG_4672-01

Giethoorn yang terletak di De Weerribben – Wieden National Park, terkenal sejak tahun 1958 saat seorang produser film bernama Bert Haanstra memproduksi sebuah film yang berjudul Fanfare yang mengambil setting lokasi di desa unik ini. Rumah-rumah di Giethoorn beratapkan jerami dan berdiri megah dengan air yang mengitari, seperti ubahnya desa terapung. Unik sekali! Rumah-rumah kecil, unik dan asri ini nampak seolah-olah mengapung dikawasan seluas 104 km dari Amsterdam. Tidak mengherankan jika desa tradisional ini, terpilih menjadi setting pembuatan film, pasalnya segarnya udara, heningnya air serta uniknya kanal-kanal Giethoorn, berpadu harmonis dengan hijaunya rerumputan, tak pelak membuat siapapun tergoda dan jatuh cinta.

SPhotoEditor-20171001_221434

Giethoorn adalah satu-satunya pedesaan di mana akses utama ke kawasannya dengan menaiki perahu melewati kanal-kanal atau berjalan kaki dan bersepeda menyusuri jalan-jalan setapak. Terdapat 170 jembatan kayu khas yang menghubungkan rumah satu dengan lainnya.

20171001115634_IMG_4579-01
Giethoorn dibangun sekitar tahun 1230 di lahan gambut. Dari pemotongan ladang gambut, terciptalah kolam dan danau, lalu masyarakat membangun rumah-rumah diantar kolam dan danau tersebut. Akibatnya akses hanya dapat dilalui melalui air atau kanal-kanal dengan perahu yang disebut puntes, yakni perahu kecil yang melaju dengan dorongan dayung.

SPhotoEditor-20171114_033403

Setiap rumah di Giethoorn memiliki perahu yang terparkir di pinggir rumah. Kanal-kanal berbelok-belok yang mengitari rumah-rumah warga, ternyata tidak begitu dalam hanya berkisar 1 meter saja dan juga tidak terlalu lebar, hanya memungkinkan 2-3 perahu kecil dapat berpapasan atau beriringan sejalan.

SPhotoEditor-20171001_230500

Saat ini perahu-perahu kecil ini sudah menggunakan mesin modern dengan tenaga listrik sehingga tidak menyebabkan kebisingan suara serta polusi udara karena asap. Boat tour (besar) mengelilingi desa, menempuh waktu 1 jam dikenakan biaya berkisar €7,5. Pengemudi boat yang disebut punteraar, bertindak selaku tour guide yang menjelaskan tentang sejarah Giethoorn serta menunjukkan objek-objek menarik yang patut dikunjungi.

SPhotoEditor-20171114_181243-01

Sedangkan perahu kecil bertarif  €15 per jam. Jika memilih berkeliling menggunakan perahu kecil, pastikan terlebih dahulu kita mampu mengemudikannya, karena perahu kecil menuntut kita mengendarainya sendiri. Jika tidak terampil, besar kemungkinan akan bertabrakan saat berpapasan dengan perahu-perahu lain atau tidak sengaja menabrak pinggiran kanal.

SPhotoEditor-20171114_033904-01

Rute boat dibuat seatraktif mungkin yang pada akhirnya mengantarkan kita ke sebuah kanal yang cukup luas. Saat berada di kanal besar ini, angin berembus sangat kencang, untuk itu sangat disarankan mengenakan jaket saat ingin menaiki perahu.

SPhotoEditor-20171114_034332-01

Jam terbaik untuk mengeksplor desa dengan perahu berkisar mulai pukul 12,00 siang, karena sebelum tengah hari rata-rata tempat persewaan perahu masih tutup. Pasalnya jika terlalu sore, persewaan perahu akan dipadati oleh hiruk-pikuk pelancong.

SPhotoEditor-20171114_180447-01

Hotel

Desa Giethoorn tidak mengizinkan adanya pembangunan hotel besar karena dianggap tidak selaras dengan nafas dan filosofi sebuah desa yang bersahaja. Bentuk-bentuk penginapan yang tersedia di Giethoorn adalah guest house dengan konsep bed and breakfast. Pembangunan hotel besar ditakutkan akan melenyapkan nilai-nilai tradisionalisme dan originalitas desa yang dipegang teguh selama ratusan tahun.

Beberapa rumah penginapan di Giethoorn yang layak untuk direkomendasikan diantaranya ialah Camping d’Hof, Plompeblad Guesthouse & Suite, Hotel Brasserie de Pergola dan sebagainya.

20171001114834_IMG_4550_1-02

Bisa diklik : Hotel website

SPhotoEditor-20171114_154159

Bisa diklik : Hotel website

 

SPhotoEditor-20171114_033950-01

Bisa diklik : Hotel website

Restoran

SPhotoEditor-20170929_222342-01

Melengkapi kepuasan berwisata di kawasan ini, tersedia beberapa restoran yang akan menyeka keletihan dan rasa lapar. Kabar baiknya Giethoorn dikenal sebagai pusat dari restoran-restoran istimewa yang memiliki reputasi yang sangat baik di dunia kuliner, yang sebagian besar terletak di pinggir kanal yang indah. Sebut saja Restoran De Lindenhof yang mendapat 2 bintang Michelin, Hollands Venetië, ‘t Achterhuus, Beachclub Bodelaeke dan masih banyak yang lain.

SPhotoEditor-20170929_222244-01

Tiket

Seperti desa-desa lain di Belanda, untuk memasuki Desa Giethoorn, wisatawan tidak dipungut biaya dengan kata lain gratis. Kala musim panas tiba, Giethoorn menjelma menjadi sangat cantik berhias bunga-bunga Hortensia berwarna-warni. Namun sayangnya pada periode itu, jumlah pengunjung juga meningkat tajam, sehingga sedikit mencabik keheningan desa yang merupakan ciri khas dari Giethoorn itu sendiri.

SPhotoEditor-20171114_033456-01

Transportasi

Akses menuju Desa Giethoorn dapat dicapai menggunakan kereta dari Amsterdam Centraal tujuan Zwolle railway station, dengan tarif €17,80. Lalu dari Zwolle railway station, harus meneruskan perjalanan dengan menggunakan bus 70 dengan tujuan Steenwijk, namun harus stop dan turun di Bushalte Dominee Hylkemaweg, Giethoorn. Tarif tiket bus 70 berkisar €10,14.

Jika mengendarai mobil dari Amsterdam ke Giethoorn, akan memakan waktu 1 jam 15 menit.

20171001133346_IMG_4656-02

3 thoughts on “Giethoorn

    1. Terima kasih kembali Geri, saya ikut tersanjung mendengarnya. Semoga apa yang saya tulis, bisa memberi inspirasi dan informasi yang berguna. Saya belum pernah mencoba street food di Belanda, mungkin dilain kesempatan saya bisa mengulas hal itu. Terima kasih idenya!

      Liked by 1 person

  1. Wah, tulisan mb Kika ini sangat membantu sekali. lengkap, Jelas dan sangat menarik. Pengen banget mampir sini April mendatang, ada rekomendasi ga ya tempat yang bisa dikunjungi dipagi harinya sampai siang yang searah dengan giethoorn?
    terima kasih mb Kika ^^

    Liked by 2 people

Leave a comment